TOUR DI PADANG
padang sebagai ibu kota sumatera barat, tidak saja sebagai ibu kota provinsi tapi juga memiliki potensi wisata yang memukau dengan pulau - pulau dan pantainya yang panjang membentang dari kabupaten pariaman hingga painan. dan di dukung fasilitas ke pariwisataan yang memadai... serta culinaer yang menantang selera.. mari berwisata di kota padang. dan call / whatsapp / sms ke +6281806803803 dengan MUHAMMAD SUBARI sebagai tour operator anda selama di padang
Jumat, 19 Mei 2017
TOUR GUIDE ANDA DI BUKITTINGGI - PADANG - MUHAMAD SUBARI
ANDA INGIN MELANCUNG KE INDONESIA
KHUSUSNYA KE PADANG BUKITTINGGI
BERCUTI, BERLIBUR DAN HOLIDAY
dapatkan TOUR GUIDE / PEMANDU PELANCUNG anda
call / whatsapp +6281806803803
akan membantu seluruh pengurusan anda selama bercuti ....
dan pulang dengan segala informasi actual dan mengesankan...
MUHAMAD SUBARI
salah seorang tour guide di padang - bukittinggi yang dapat memberi informasi secara detil perjalanan liburan anda
MUHAMAD SUBARI
bekerja pada PESONA JEJAK WISATA AGENCY
dan salah seorang owner di PT PESONA JEJAK WISATA ini.
mari dapatkan informasi dan maklumatnya
dan ini gambar gambar group yang telah di handlenya.. dari tahun 1995 hingga saat ini
Selasa, 09 Mei 2017
TOUR PULAU DI PADANG
MARI BER CUTI DI PADANG
DENGAN PAKEJ PERCUTIAN PADANG KAMI di 2017
DENGAN PAKEJ PERCUTIAN PADANG KAMI di 2017
PESONA LAWATAN DI PADANG – BUKITTINGGI
4 HARI DAN 3 MALAM
DAY 1 : TIBA DI AIRPORT –
BUKITTINGGI ( L, D )
Tiba di airport antara bangsa
minangkabau di padang, kami sambut dan kita bergerak menuju BUKITTINGGI, kita
berhenti untuk bergambar di : AIR TERJUN LEMBAH ANAI, RUMAH GADANG, makan
tengah hari dan BELANJA KAIN SULAM, KAMPONG PANDAI SIKEK, masuk hotel dan free
program. Makan malam di local restaurant.
DAY 2 : BUKITTINGGI –
PAGARUYUNG – PADANG ( B, L, D )
Setelah sarapan kita cek out
dan bergerak melawat : KILANG KOPI KINIKO, ISTANO PAGARUYUNG, MAKAM RAJO, BATU
BERSURAT, makan tengah hari dan bergerak ke padang, tiba di Bandar padang CITY
TOUR melawat : PANTAI PADANG, JEJANTAS SITI NURBAYA, KAMPONG CINA, PANTAI
MUARO, makan malam dan masuk hotel free program
DAY 3 : TOUR KE PULAU PAGANG –
PASUMPAHAN ( B, L, D )
Setelah sarapan kita bergerak
menuju PANTAI TELUK BUNGUS, untuk menyeberang ke PULAU PAGANG, PAMUTUSAN DAN
PASUMPAHAN, menikmati indahnya pulau dan putihnya pasir serta jernihnya air laut
bertemankan ikan berbagai bentuk dan warna, ber senorkleing dan bermain banana
boat hingga puas, petang hari kita kembali ke teluk bungus dan kembali ke
hotel, free program. Makan siang lunch box dan malam di local restaurant.
DAY 4 : PADANG – TRANSFER OUT
( B, L, D )
Setelah sarapan kita cek out
dan kami transfer kembali ke airport. Tour end
SEBUT HARGA :
HOTEL BAJET
MINIMA 2 – 3 PAX =
RM 920/ PAX
MINIMA 4 – 9 PAX =
RM 500/ PAX
MINIMA 10 – 14 PAX =
RM 495/ PAX
MINIMA 15 – 20 PAX =
RM 490/ PAX
MINIMA 21 – UP =
RM 485/ PAX
HOTEL 2 STAR
MINIMA 2 – 3 PAX =
RM 970/ PAX
MINIMA 4 – 9 PAX =
RM 525/ PAX
MINIMA 10 – 14 PAX =
RM 515/ PAX
MINIMA 15 – 20 PAX =
RM 510/ PAX
MINIMA 21 – UP =
RM 505/ PAX
HARGA SUDAH TERMASUK :
TRANSPORT, HOTEL SEBILIK BER 2, TOUR ( TIKET MASUK TEMPAT
LAWATAN ), MAKAN, TOUR GUIDE ( GROUP UP FROM 14 PAX ), MINERAL WATER, PARKING
FEE.
HARGA TIDAK TERMASUK :
TIKET PESAWAT PERGI BALIK, PORTER ( BURUH ANGKAT BARANG
), TIPPING UNTUK TOUR GUIDE DAN DRIVER
Senin, 22 Juni 2015
WAJAH PADANG 2
BATU MALIN KUNDANG ANAK DURHAKA
BATU ANAK DURHAKA TAK TERAWAT
BATU MALIN KUNDANG DI PANTAI AIR MANIS
PANTAI NIRWANA
MAK ITAM / KERETA API
SOTO PADANG
WAJAH PADANG 1
PANTAI MUARO
PANTAI PADANG
PEMANDANGAN GUNUNG PADANG
PEMANDANGAN MUARO DAN GUNUNG PADANG
KOTA LAMA PADANG
SATE PADANG
INFO KOTA PADANG DAN SEKITARNYA
Kota Padang
Di sunting Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Padang | ||
---|---|---|
Sumatera Sumatera Barat | ||
|
||
Semboyan: Padang Kota Tercinta | ||
|
||
Koordinat: 0°57′0″LU 100°21′11″BT | ||
Negara | Indonesia | |
Hari jadi | 7 Agustus 1669 | |
Pemerintahan | ||
• Wali kota | Mahyeldi Ansharullah | |
Populasi (2014)[1] | ||
• Total | 1.000.096 jiwa | |
Zona waktu | WIB (UTC+7) | |
Kode telepon | +62 751 | |
Kecamatan | 11[2] | |
Desa/kelurahan | 104 | |
Situs web | www.padang.go.id |
Sejarah Kota Padang tidak terlepas dari peranannya sebagai kawasan rantau Minangkabau, yang berawal dari perkampungan nelayan di muara Batang Arau lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai setelah masuknya Belanda di bawah bendera Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Hari jadi kota ini ditetapkan pada 7 Agustus 1669, yang merupakan hari terjadinya pergolakan masyarakat Pauh dan Koto Tangah melawan monopoli VOC. Selama penjajahan Belanda, kota ini menjadi pusat perdagangan emas, teh, kopi, dan rempah-rempah. Memasuki abad ke-20, ekspor batu bara dan semen mulai dilakukan melalui Pelabuhan Teluk Bayur.
Kota Padang merupakan sentra perekonomian dengan jumlah pendapatan per kapita tertinggi di Sumatera Barat.[3] Selain itu, kota ini menjadi pusat pendidikan dan kesehatan di wilayah Sumatera bagian tengah, ditopang dengan keberadaan sejumlah perguruan tinggi dan fasilitas kesehatan. Sebagai kota seni dan budaya, Padang dikenal dengan legenda Malin Kundang dan Sitti Nurbaya, dan setiap tahunnya menyelenggarakan berbagai festival untuk menunjang sektor kepariwisataan. Di kalangan masyarakat Indonesia, nama kota ini umumnya diasosiasikan dengan etnis Minangkabau dan masakan khas mereka yang umumnya dikenal sebagai masakan Padang.[4]
Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Kota Padang
Kehadiran bangsa asing di Kota Padang diawali dengan kunjungan pelaut Inggris pada tahun 1649.[10] Kota ini kemudian mulai berkembang sejak kehadiran bangsa Belanda di bawah Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada tahun 1663, yang diiringi dengan migrasi penduduk Minangkabau dari kawasan luhak.[11] Selain memiliki muara yang bagus, VOC tertarik membangun pelabuhan dan permukiman baru di pesisir barat Sumatera untuk memudahkan akses perdagangan dengan kawasan pedalaman Minangkabau. Selanjutnya pada tahun 1668, VOC berhasil mengusir pengaruh Kesultanan Aceh dan menanamkan pengaruhnya di sepanjang pantai barat Sumatera, sebagaimana diketahui dari surat Regent Jacob Pits kepada Raja Pagaruyung yang berisi permintaan dilakukannya hubungan dagang kembali dan mendistribusikan emas ke kota ini.[12] VOC berhasil mengembangkan Kota Padang dari perkampungan nelayan menjadi kota metropolitan pada abad ke-17.[13] Padang menjadi kota pelabuhan yang ramai bagi perdagangan emas, teh, kopi, dan rempah-rempah. Dalam perkembangan selanjutnya, pada 7 Agustus 1669 terjadi pergolakan masyarakat Pauh dan Koto Tangah melawan monopoli VOC. Meski dapat diredam oleh VOC, peristiwa tersebut kemudian diabadikan sebagai tahun lahir Kota Padang.[14]
Menjelang masuknya tentara pendudukan Jepang pada 17 Maret 1942, Kota Padang ditinggalkan begitu saja oleh Belanda karena kepanikan mereka. Pada saat bersamaan Soekarno sempat tertahan di kota ini karena pihak Belanda waktu itu ingin membawanya turut serta melarikan diri ke Australia.[21] Kemudian panglima Angkatan Darat Jepang untuk Sumatera menemuinya untuk merundingkan nasib Indonesia selanjutnya.[22] Setelah Jepang dapat mengendalikan situasi, kota ini kemudian dijadikan sebagai kota administratif untuk urusan pembangunan dan pekerjaan umum.[23]
Berita kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 baru sampai ke Kota Padang sekitar akhir bulan Agustus. Namun, pada 10 Oktober 1945 tentara Sekutu telah masuk ke Kota Padang melalui Pelabuhan Teluk Bayur, dan kemudian kota ini diduduki selama 15 bulan.[24] Pada tanggal 9 Maret 1950, Kota Padang dikembalikan ke tangan Republik Indonesia setelah sebelumnya menjadi negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS) melalui surat keputusan Presiden RIS nomor 111. Kemudian, berdasarkan Undang-undang Nomor 225 tahun 1948, Gubernur Sumatera Tengah waktu itu melalui surat keputusan nomor 65/GP-50, pada 15 Agustus 1950 menetapkan Kota Padang sebagai daerah otonom. Wilayah kota diperluas, sementara status kewedanaan Padang dihapus dan urusannya pindah ke Wali kota Padang.[23] Pada 29 Mei 1958, Gubernur Sumatera Barat melalui Surat Keputusan Nomor 1/g/PD/1958, secara de facto menetapkan Padang menjadi ibu kota provinsi Sumatera Barat, dan secara de jure pada tahun 1975, yang ditandai dengan keluarnya Undang-undang Nomor 5 tahun 1974. Pemerintah pusat kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 1980, yang menetapkan perubahan batas-batas wilayah Kota Padang sebagai pemerintah daerah.[25] Berdasarkan Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional 2015–2019, pemerintah pusat menetapkan Kota Padang, bersama Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman untuk pengembangan wilayah metropolitan Palapa (Padang–Lubuk Alung–Pariaman).[2
Pariwisata
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pariwisata Kota Padang
Di kawasan pelabuhan Muara banyak dijumpai beberapa bangunan peninggalan sejak zaman Belanda. Beberapa bangunan di kawasan tersebut ditetapkan pemerintah setempat sebagai cagar budaya. Di antaranya adalah Masjid Muhammadan bertarikh 1843, yang merupakan masjid berwarna hijau muda yang dibangun oleh komunitas keturunan India. Cagar budaya lain, Klenteng Kwan Im yang bernama See Hin Kiong tahun 1861 kemudian direnovasi kembali tahun 1905 setelah sebelumnya terbakar.[150] Dari sehiliran Batang Arau, terdapat sebuah jembatan yang bernama jembatan Sitti Nurbaya. Jembatan itu menghubungkan sebuah kawasan bukit yang dikenal juga dengan nama Gunung Padang. Pada bukit ini terdapat Taman Sitti Nurbaya yang menjadi lokasi kuburan Sitti Nurbaya.[151] Kawasan bukit ini juga dahulunya menjadi tempat permukiman awal masyarakat etnis Nias di Kota Padang.[152]
Kota ini juga terkenal akan masakannya. Selain menjadi selera sebagian besar masyarakat Indonesia, masakan ini juga populer sampai ke mancanegara.[158] Makanan yang populer di antaranya seperti Gulai, Rendang, Ayam Pop, Terung Balado, Gulai Itik Cabe Hijau, Nasi Kapau, Sate Padang dan Karupuak Sanjai. Restoran Padang banyak terdapat di seluruh kota besar di Indonesia. Meskipun begitu, yang dinamakan sebagai "masakan Padang" sebenarnya dikenal sebagai masakan etnis Minangkabau secara umum.[4]
Dalam mendorong pariwisata di Kota Padang, pemerintah kota menggelar Festival Rendang untuk pertamakalinya pada tahun 2011, setelah sebelumnya Rendang dinobatkan oleh CNN International sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia).[159] Festival yang dipusatkan di RTH Imam Bonjol tersebut diikuti oleh kelurahan se-Kota Padang dan berhasil memasak 5,2 ton daging, sehingga tercatat dalam Museum Rekor Indonesia sebagai perlombaan memasak dengan daging dan peserta terbanyak.[160] Pada tahun yang sama pemerintah kota juga mulai menyelenggarakan Festival Sitti Nurbaya, pergelaran tahunan yang mengangkat adat dan tradisi Minangkabau.[161]
Olahraga, seni, dan budaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Olahraga Kota Padang
Kota ini juga memiliki lapangan pacuan kuda. Setiap tahunnya diadakan lomba pacu kuda pada kawasan Tunggul Hitam yang memiliki panjang lintasan 1.600 m.[162] Perlombaan pacu kuda ini sudah menjadi tradisi dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Minangkabau khususnya. Saat ini terdapat rangkaian perlombaan dengan beberapa kota/kabupaten lain di Sumatera Barat yang mendapat kesempatan menjadi tuan rumah satu kali tiap tahunnya. Sementara pesertanya juga ada dari luar Sumatera Barat.[163]
Perlombaan selaju sampan atau dikenal dengan nama lomba perahu naga biasanya diadakan setiap tahunnya di sungai Banda Bakali. Lomba perahu naga ini kemungkinan dipengaruhi oleh etnis Tionghoa, termasuk kesenian tarian tradisional Barongsai yang pernah mewakili Kota Padang pada beberapa perlombaan tingkat internasional.[164]
Dalam memperingati hari jadinya, kota ini setiap tahunnya menyelenggarakan pesta telong-telong, berupa perayaan pada malam hari yang dimeriahkan dengan pemasangan obor atau lampion.[167] Sementara itu menjelang masuk bulan Ramadhan beberapa masyarakat muslim di kota ini menyelenggarakan tradisi balimau yaitu mandi keramas, biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.[168]
Salah satu tradisi adat Minangkabau yaitu persembahan (pasambahan) dalam upacara pemakaman masih dilaksanakan pada Kecamatan Kuranji.[169] Sementara pada Kecamatan Pauh dikenal dengan tradisi silat Pauh (silek Pauah),[170] yang memiliki pengaruh sampai mancanegara[171] serta juga digunakan dalam mengembangkan beberapa aliran tarekat di Padang.[172]
Kota ini juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, beberapa karya seni yang berkaitan dengan kota ini antara lain roman/novel berjudul Sitti Nurbaya berkisah tentang wanita yang dipaksa kawin dengan lelaki bukan pilihannya dan diracun sampai meninggal,[175] karya Marah Rusli,[176] yang kemudian pada tahun 1990 TVRI mengangkat cerita ini menjadi film layar kaca/sinetron dengan judul Sitti Nurbaya yang dibintangi oleh Novia Kolopaking, Gusti Randa dan HIM Damsyik. Begitu juga dengan roman Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati,[177] mengambil latar Kota Padang dan suasana Minangkabau tempo dulu. Roman ini menceritakan pengembaraan seorang tokoh utamanya bernama Midun,[178] yang kemudian juga diangkat oleh TVRI tahun 1991 menjadi film layar kaca/sinetron dengan judul yang sama, serta dibintangi oleh Sandy Nayoan dan Desy Ratnasari.[179] Sementara lagu berjudul Teluk Bayur diciptakan oleh Zainal Arifin dan dinyanyikan oleh Ernie Djohan menjadi lagu cukup populer di masyarakat tahun 60-an.[180][181][182]
Langganan:
Postingan (Atom)